Thursday, June 14, 2007

PENGKAJIAN SASTRA

A. Pendahuluan

Banyak masalah yang harus diselesaikan dengan teknik atau metode tertentu. Dengan adanya fenomena-fenomena tersebut, para ahli berpacu untuk membuat metode- metode khusus untuk mengkaji masalah yang khusus pula. Dengan adanya metode tersebut, maka hasil yang dicapai akan memiliki bobot yang lebih baik dari pada menggunakan metode yang bukan seharusnya digunakan untuk mengkaji masalah tersebut.

Membaca sebuah karya sastra, dalam hal ini cerita fiksi, pada hakikatnya merupakan kegiatan apresiasi sastra secara langsung. Maksudnya adalah kegiatan memahami karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan kritis yang baik terhadap karya sastra tersebut ( Aminudin, 19953 : 35 ). Sastra, atau kesusastraan, menurut Swingewood (dalam Faruk, 1994:39), merupakan suatu rekonstruksi dunia dilihat dari sudut pandang tertentu yang kemudian dimunculkan dalam produksi fiksional. Sastra merupakan ekspresi pengarang yang bersifat estetis, imajinatif, dan integratif dengan menggunakan medium bahasa untuk menyampaikan amanat tertentu.

Berkaitan dengan dunia sastra, mereka yang mengkaji sastra juga membutuhkan metode- metode khusus yang diharapkan dapat lebih memahami dam menguasai objek kajiannya (karya sastra) secara ilmiah.

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah:

a. Apa yang dimaksud kajian sastra?

b. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam mengkaji karya sastra?

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

a. Mendeskrepsikan kajian sastra

b. Mendeskripsikan pendekatan dalam kajian sastra

B. Pengertian Kajian Sastra

Kajian dapat disebut juga dengan penelaahan, penelitian. Kajian berasal dari kata “kaji” yang berarti pelajaran atau penyelidikan. Kajian merupakan proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan; penelaahan (KBBI, 1994: 431). Kajian memilki hubungan dengan kata penelitian yang berarti mengumpulkan, mengolah , menganalisis data secara ilmiah.

Sementara itu banyak orang yang mendefinisikan sastra sesuai dengan pikiran mereka masing- masing. Pertama, sastra yaitu suatu komunikasi seni yang hidup bersama bahasa. Tanpa bahasa sastra tak mungkin ada. Melalui bahasa, ia dapat mewujudkan dirinya berupa sastra lisan maupun tertulis”(Aftarudin dalam Jamaluddin 1990 :9). Kedua, sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya” (Atar Semi dalam Jamaluddin 1988 : 8). Ketiga, sastra dipandang sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu, misalnya nilai- nilai atau ajaran kepada pembaca( Abrams dalam Wiyatmi 1981 ). Keempat, Menurut KBBI arti sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari); karya tulis, yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.

Dari berbagai pandangan mengenai kajian dan sastra diatas maka yang dimaksud dengan kajian sastra adalah proses atau perbuatan mengkaji, menelaah sebuah objek yang bernama sastra.

C. Pendekatan dalam Kajian Sastra

Dalam mengkaji sebuah karya sastra, orang hanya mengkaji hal- hal yang bersifat umum, seperti moralitas, estetika, sosial dan sebagainya. Hal itu dikarenakan tidak adanya/ belum adanya metode khusus yang digunakan untuk mengkaji sebuah karya sastra. Dari pandangan itulah maka muncul berbagai macam pendekatan dalam kajian sastra. Berbagai macam pendekatan menurut Abrams via Teeuw, 1983), terdiri dari empat pendekatan utama, yaitu pendekatan mimetik, pendekatan ekspresif, pendekatan pragmatic, dan pendekatan objektif. Keempat pendekatan tersebut kemudian mengalami perkembangan hingga muncul berbagai pendekatan struktural, semiotic.

Berikut ini akan diuraikan berbagai pendekatan seperti yang telah diuraikan di atas. Pembahasan akan diawali dengan empat pendekatan utama terlebih dahulu. Setelah itu dilanjutkan dengan pendekatan yang merupakan perkembangan dari empat pendekatan utama, yaitu pendekatan struktural.

1. Pendekatan Mimetik

pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mengkaji karya sastra berkaitan dengan realitas atau kenyataan. Mimetik dalam bahasa yunani disebut tiruan. Dalam pendekatan ini, karya sastra merupakan hasil tiruan atau cermin dari kehidupan. Dalam menngkaji sebuah karya sastra dengan menggunakan pendekatan mimetik, dibutuhkan data-data yang berkaitan dengan realitas kehidupan yang ada dalam karya sastra tersebut. Contohnya, sebuah cerita yang bersetting abad- 18 diperlukan data- data yang berkaitan realitas kehidupan masyarakat pada masa tersebut.

Karena pendekatan mimetik menghubungkan karya sastra dengan realitas, maka kemudian muncul anggapan bahwa karya merupakan cerminan dari realitas, sehingga hakikat karya sastra yang bersifat fiktif sering kali dilupakn. Hal ini sangat berbeda dengan makna karya sastra yang merupakan hasil karangan fiktif pengarang.

2. Pendekatan Ekspresif

Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku pencipta karya sastra tersebut. Pendekatan ekspresif muncul pada abad ke-18 dan 19, yaitu ketika para pengritik mencoba menyelami jiwa penyair melalui puisi- puisinya.

Dalam mengkaji sebuah karya sastra dengan pendekatan ekspresif diperlukan data-data yang berhubungan dengan sastrawan yang membuat karya sastra tersebut,seperti dimana dia tinggal ,dimana dia dilahirkan, kapan dia hidup, bagaimana latar belakang pendidikan, keluarga, sosial, budaya, agama, dan lain sebagainya. Dengan adanya data tersebut, akan lebih mudah dalam mengkaji karya sastra tersebut, seperti pengaruh waktu pengarang hidup dengan isi karya sastra yang dibuatnya. Dengan gambaran waktu yang sama antara waktu pengarang hidup dengan waktu yang terdapat dalam karya sastra tersebut membuat hasil karya sastra tersebut menjadi lebih hidup dibandingkan dengan karya sastra dimana waktu dalam karya sastra tersebut berbeda dengan waktu sipengarang hidup.

Kelemahan dari pendekatan ekspresif adalah kecenderungan untuk selalu menyamakan realitas dalam karya sastra tersebut dengan realitas yang dialami oleh sastrawan. Padahal dalam kenyataannya tidak semua karya sastra merupakan cerminan realitas si pengarang.

3. Pendekatan Pragmatik

Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral agama atau tujuan yang lainnya. Pendekatan pragmatik mengkaji karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan tujuan-tujuan tertentu bagi pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran yang diberikan kepada pembaca maka semakin baik karya sastra tersebut. Contohnya dalam novel Atheis dimana Hasan ombang–ambingkan keimanannya. Hal tersebut dapat dikaji nilai kereligiusannya.

4. Pendekatan Objektif

Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada karya sastra itu sendiri. Wellek & Warren (1990) menyebut pendekatan ini sebagai pendekatan intrinsic karena kajian difokuskan pada unsure koherensi dan kebenaran sendiri. Unsur intrinsik yang dikaji dengan menggunakan pendekatan objektif dapat berupa diksi, bahasa kiasan, citraan, bunyi , persajakannya dan lain-lain. Perkembangan selanjutnya dari pendekatan objektif adalah pendekatan struktural yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.

5. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang mengkaji dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Pendekatan ini digunakan dengan memahami karya sastra secara close reading atau membaca tanpa melihat pengarangnya, hubungan dengan realitas. Tujuan dari pendekatan Struktural adalah untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetil dan semendalam mungkin keterkaitan danketerjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama–sama menghasilkan makna menyeluruh ( Teeuw, 1984).

Adapun kelemahan yang terdapat dalam mengkaji karya sastra dengan pendekatan struktural, ialah sebagai berikut.

  1. Karya sastra tidak dapat diteliti secara tersaing, tetapi dipahami terkait dengan latar belakang sejarah.
  2. Adanya struktur yang objektif dalam karya sastra makin disangsikan.

D. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Kajian merupakan proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan; penelaahan. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif berupa bahasa ataupun karya tulis yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya untuk menyampaikan tujuan tertentu, misalnya nilai- nilai atau ajaran kepada pembaca. Kajian sastra adalah proses atau perbuatan mengkaji, menelaah sebuah objek yang bernama sastra. Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mengkaji karya sastra berkaitan dengan realitas atau kenyataan. Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku pencipta karya sastra tersebut. Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral agama atau tujuan yang lainnya. Pendekatan objektif merupakan pendekatan menitik beratkan pada karya sastra itu sendiri. Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang mengkaji dari segi struktur karya sastra itu sendiri.